Sidoarjo,Komposisinews.com-Dalam rangka memperingati bulan Bung Karno pada setiap bulan Juni, dua orang pelukis ternama Desemba Sagita dan Sentot Usdek menggelar pameran lukisan 2 perspektif.Minggu (2/6/24) sore.
Di kesempatan ini Ketua Dekesda (Dewan Kesenian Sidoarjo) Ribut Wijoto saat di temui awak media mengatakan,Lukis itu artinya pandangan jadi karya lukis itu merupakan perwujudan perspektif perwujutan pandangan dari seniman dari pelukis terhadap berbagai hal berbagai fenomena baik fenomena politik fenomena sosial hubungan manusia dengan Tuhannya.
“karya lukis itu bukan sekadar urusan sapuan-sapuan warna, tulisan urusan komposisi , tetapi sebuah karya seni rupa ataupun karya lukis itu memiliki makna dia adalah pandangan pelukis terhadap persoalan terhadap berbagai persoalan itu”,jelasnya
“Selain itu Kegiatan ini menyambut bulan Bung Karno itu sebabnya dalam event kegiatan kita lengkapi pameran seni rupa diskusi kebangsaan dan pertunjukan seni”ujarnya.
Ribut juga menambahkan, Pada musim politik saat ini para seniman mengungkapkan isi hatinya melalui goresan gambar. Kita tidak menjaga jarak politik karena politik juga bagian dari kehidupan dan karya dari dua perupa itu.
politik ada ada ungkapan kalau politik bengkok maka seni atau sastra yang meluruskan dan perwujudannya melalui pameran ini, pungkasnya.
Berhasil ditemui di sela-sela pameran Sentot Usdek menjelaskan, pameran lukisan kali ini terinspirasi dari pemikiran Bung Karno saat keduanya masih aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
“Event ini untuk menyambut Bulan Bung Karno. GMNI-kan semangatnya dari pemikiran Bung Karno,” kata Sentot, di kantor Dewan Kesenian Sidoarjo.
Ia menambahkan, pameran lukisan tersebut menampilkan dua gaya visualisasi. Sentot merupakan pelukis realis, sedangkan Desemba Sagita lebih ke dekoratif dengan dasar visualisasi simbol-simbol matematika.
Dalam pameran tersebut Sentot menampilkan 6 karya. Di antara lukisannya ia beri nama Peradilan Sesat dan Justice not for All. Kedua lukisan itu merupakan cerminan ketidakadilan yang masih terjadi di Indonesia.
Selain itu, terdapat lukisan lainnya yang menggambarkan kekayaan alam yang direnggut oleh asing dengan cara dan dalih investasi.
Melalui lukisan-lukisannya Sentot dan Desemba berpesan supaya keadilan harus ditegakkan agar rakyat tidak menjadi korban kepentingan.“Idenya terkait dengan kontrol sosial,” ungkapnya.
Karya idealis milik Sentot pada gelaran kali ini dibandrol antara 25 hingga 30 juta. Lukisan-kukisan tersebut dibuat selama hampir 5 bulan.(Bs/Har)