Penambangan Galian C, Ditolak Keras Warga Dusun Sawoan Kutorejo

Berita3 views

Mojokerto,Komposisinews.com- Meskipun alat berat sudah tidak beroperasi kembali di tambang galian C sejak tanggal 13 September 2024 di Dusun Sawoan Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo, akan tetapi warga masih merasa was-was apabila alat berat akan datang kembali ke desanya

Puluhan Warga Dusun Sawoan, Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur rela turun ke jalan menolak aktifitas penambangan galian C yang di duga ilegal. Warga mengantisipasi dan berjaga di salah satu sudut pintu masuk agar alat berat tidak masuk Kembali. Kamis (10/10/24) pagi

Warga dengan tegas menolak aktifitas tambang galian C, yang di rasa dapat menyebabkan lingkungan sekitar tambang menjadi kotor, jalanan umum menjadi berserakan pasir, dan pohon menjadi gersang.

SW Salah satu warga Dusun Sawoan, Desa Sawo Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto Mengatakan, warga dengan tegas menolak kedatangan alat berat yang masuk ke dusun kami untuk melakukan kegiatan penambangan galian C karena itu sudah melanggar peraturan dusun (PERDUS) yang telah di buat pada tahun 2011, Ucap SW saat di temui di salah satu akses pintu masuk penambangan Kamis (10/10/24).

” Dampak negatif terhadap warga, Penambangan galian C dapat menyebabkan lingkungan sekitar tambang menjadi kotor, jalanan umum menjadi berserakan pasir, dan pohon menjadi gersang. Selama ini pengerjaan pengerukan penambangan tidak ada sosialisasi ke warga, Jangankan sosialisasi kompensasi atas kerusakan yang di sebabkan penambangan pun tidak ada, ujar SW.

SW menambahkan, terkait pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan warga melakukan intimidasi, pengancaman, perusakan ataupun kekerasan terhadap salah satu pekerja excavator itu tidak ada, justru pekerja excavator tersebut yang Dengan sengaja mengayun-ayunkan kepala excavator ke hadapan warga yang hendak menghentikan aktifitas alat berat tersebut, imbuhnya.

Saat di singgung mengenai aksi demo dengan melibatkan anak kecil dengan tegas SW menjawab semua itu di lakukan atas dasar spontanitas dari warga yang tidak mau wilayahnya di rusak.

” Namanya anak kecil kalau ada ramai ramai selalu ingin tahu apalagi mengetahui orang tuanya berlarian pastinya ikut”, pungkas SW. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *