Wayang Gagrak Porongan Lakon Semar Maneges Mengedukasi Warga Masyarakat Desa Kedondong

Sidoarjo, Komposisinews.com- Melestarikan budaya lokal agar tidak pernah pudar digilas budaya luar ,kini Wayang kulit Gagrak Porongan hadir di tengah masyarakat sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang sarat dengan berbagai makna.

cara  ini di gelar untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa Wayang Gagrak Porongan itu sebagai kesenian tradisional asli Kabupaten Sidoarjo.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Tirto Adi membuka rangkaian Pagelaran Wayang Gagrak Porongan, di Desa Kedondong, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Jumat (21/6/24).

Saat membuka  Pagelaran Wayang Gagrak Porongan, Tirto Adi menyerahkan gunungan kepada Surono Tawar dengan lakon “Semar Maneges ”.

Kisah Semar Maneges menjadi lakon yang mengedukasi warga masyarakat dalam pagelaran wayang kulit semalam suntuk di Desa Kedondong Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.

Semar adalah sosok rakyat jelata yang hanya seorang abdi sebuah bentuk penggambaran masyarakat yang miskin dan selalu dianggap remeh oleh orang-orang yang merasa memiliki pengetahuan tinggi dan berkuasa.

Sebenarnya Semar adalah tokoh yang menggambarkan sifat-sifat yang mewakili kepribadian yang dihidupkan oleh pencerita (Dalang).

Kisah Semar Maneges , adalah sebuah bentuk edukasi moral dan nilai filosofi kepemimpinan.Begitulah pujangga pada jaman dulu secara terselubung membuat suatu lakon cerita yang sebenarnya sangat tepat jika disebut sebagai nasehat.

Nilai yang terkandung dalam lakon ini bisa menjadi teladan terutama bagi generasi milenial.

Karena wayang ini merupakan tontonan dan tuntunan, jadi ada kehendak keinginan bahwa cerita perwayangan ini bisa menjadi kehidupan anak-anak generasi milenial.

Ikut hadir saat pembukaan Pagelaran Wayang Gagrak Porongan itu Kepala Dinas Perpustakaan Sidoarjo, Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo Komisi D Zahlul Yusar ,Kabid Kebudayaan Sidoarjo Sukartini, Camat Tulangan Asmara Hadi, Kepala Desa Kedondong  Jamali, 12 Dalang,serta  tamu undangan.

Kepala Desa Kedondong dalam pidatonya mengatakan, acara ini  mengenalkan kepada masyarakat bahwa Wayang Gagrak Porongan itu sebagai kesenian tradisional asli Kabupaten Sidoarjo.

“ Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak Pemkab Sidoarjo yang mendukung seni tradisional yang mengangkat nilai-nilai luhur ini. Kami berharap tahun depan bisa digelar kembali acara seperti ini,” pungkasnya

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Tirto Adi dalam menambahkan pagelaran wayang gagrak ini adalah putaran ke 3 dan berharap kepada Anggota dewan zahlul yusar, untuk pagelaran Wayang Gagrak Porongan ini bisa di tambah dari 12  menjadi 18 titik di tiap kecamatan.

“Acara  ini di gelar untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa Wayang Gagrak Porongan itu sebagai kesenian tradisional asli Kabupaten Sidoarjo”,pungkasnya.

Adapun jadwal pegelaran wayang 12 titik adalah sebagai berikut:

1. 7 Juni. Dalang Ki Darmawan, di Desa Golong, Kecamatan Krian

2. 15 Juni. Dalang Ki Rochmat Hadi, di Desa Candi Negoro, Kecamatan Wonoayu

3. 21 Juni. Dalang Ki Surono Tawaar, di Desa Kedondong, Kecamatan Tulangan

4. 13 Juli. Dalang Ki Bambang Sugio, di Desa Wilayut, Kecamatan Sukodono

5. 19 Juli. Dalang Ki Ken Hata/Ki Satriyo, di Desa Urang Agung, Kecamatan Sidoarjo

6. 6 Juli . Dalang Ki Sigit Harimurti, di Desa Rangkah, Kecamatan Sidoarjo Kota

7. 3 Agustus. Dalang Ki Hadiyono, di Desa Kedung Sukodani, Kecamatan Balong Bendo

8. 10 Agustus. Dalang Ki Suwaji, di Desa Kedung Peluk, Kecamatan Candi

9. 24 Agustus. Dalang Ki Surono Gondo Taruno, di Desa Pabean, Kecamatan Sedati

10. 30 Agustus. Dalang Ki Didik Iswandi, di Desa Wage, Kecamatan Taman

11. 6 September. Dalang Ki Joko Supriyanto, di Desa Waru, Kecamatan Waru

12. 8 November. Dalang Ki Johan Suilo, di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong .(Har/Bs).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *