Dampingi SLB, Dekan FTI Undika Berkolaborasi Dalam Program Sekolah Penggerak

Surabaya, Komposisinews.com – Salah satu dosen sekaligus Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika (FTI) Universitas Dinamika (Undika), Tri Sagirani terpilih menjadi salah satu Fasilitator dalam Program Sekolah Penggerak (PSP). Melalui program yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, PSP bertujuan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia; berkebhinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis dan yang terakhir adalah kreatif.

Tri yang sudah terlibat pada tahun kedua sejak september 2021 ini mengungkapkan bahwa banyak hal yang ia dapat dan bisa ia berikan bagi sekolah dampingannya. “Ya saya ingin berkontribusi terkait dengan program baik pemerintah,” ungkap dosen yang sudah mengabdi selama 24 tahun di Undika ini.

Tri pun menjelaskan bahwa ia mendapat tugas untuk membina mendampingi sekolah yang berbeda selama dua tahun berkontribusi dalam PSP ini. “Kalau tahun 2021 saya pegang empat sekolah di Sumenep yaitu tiga SMP dan satu SMA,” jelas Tri. Sedangkan pada tahun 2022 ini Tri diberi kesempatan untuk mendampingi lima Sekolah Luar Biasa yang tersebar di Jawa Timur yaitu satu SLB di daerah Sumenep, dua SLB di daerah Gresik, satu SLB di daerah Batu serta satu SLB di daerah Sidoarjo.

Lebih lanjut Tri menjelaskan bahwa melalui PSP ini sekolah-sekolah dampingan mendapatkan materi tentang kurikulum merdeka. “Jadi kami melakukan proses pendampingan untuk memastikan implementasi kurikulum merdeka berjalan dengan baik,” tuturnya. Oleh sebab itu, para SDM dari sekolah dampingan yaitu Kepala Sekolah, Guru bahkan hingga Pengawas mendapatkan sesi coaching, lokakarya, hingga sesi penguatan komite pembelajaran. Semua kata kuncinya yaitu Kurikulum Merdeka,” terang Tri.

Kurikulum Merdeka sendiri merupakan kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. “Nah tugas kami disini adalah untuk memastikan para sekolah dampingan benar-benar menjalankan Kurikulum Merdeka tersebut dengan baik,” jelas Tri.

Miseri, M.Pd, Kepala Sekolah SLB Negeri Gedangan yang merupakan salah satu sekolah dampingan Tri Sagirani mengungkapkan dampak positif dengan adanya PSP ini. “PSP ini sangat sesuai dan mendukung apa yang sudah kita rancang diawal seperti karakter profil pelajar pancasila hingga projek penguatan profil pelajar pancasila,” tutur Miseri.

Ia pun mengungkapkan bahwa dengan adanya PSP, semua kegiatan yang terlaksana di SLB Negeri Gedangan menjadi lebih rapi dan teradministrasi dengan baik.

Miseri pun mengungkapkan bahwa di SLB Negeri Gedangan ada sebanyak 220 siswa SLB dari rentang usia SD hingga SMA yang diajarkan berbagai keterampilan oleh 41 guru reguler serta beberapa praktisi. Adapun beberapa vokasi yang disediakan untuk memfasilitasi bakat dan minat peserta didik diantaranya adalah Vokasi Otomotif, Vokasi Menjahit, Vokasi Membatik, Vokasi Musik, Vokasi Merias, Vokasi Massage dan masih banyak lagi. Melalui kelas-kelas Vokasi ini, para peserta didik diarahkan sesuai bakat minat dan passion mereka masing-masing. “Untuk saat ini Vokasi Massage memiliki peminat paling banyak, jadi kita latih untuk setidaknya minimal bisa dinikmati oleh orang tua mereka,” lanjut Miseri.

Selama menjabat sebagai Kepala Sekolah SLB Negeri Gedangan, Miseri juga terus melakukan improvisasi bagi para pelajar dan juga tenaga pendidik. “Akhir tahun nanti kami akan mengadakan festival untuk unjuk bakat dan memamerkan hasil karya siswa-siswi,” ujarnya. Oleh sebab itu, melalui PSP ini Miseri berharap kepada Tri Sagirani sebagai fasilitator untuk bisa mengajarkan para tenaga pendidik yang ada terkait digitalisasi.

Selain itu Miseri juga ingin semua karya para siswa dan juga capaian-capaian yang ditorehkan oleh SLB Negeri Gedangan dapat terdigitalisasi agar menjadi contoh bagi teman-teman di sekolah lain. “Bahwa betapa pun SLB banyak keterbatasan tapi kalau dimanage dengan baik dan berkolaborasi dengan banyak pihak dan memanfaatkan teknologi itu bisa meningkatkan kualitas,” harapnya. (Arifin/NoviSH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *