Surabaya. Komposisinews.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyalurkan bantuan sosial kepada 1.158 nelayan di Kota Pahlawan, serta menyerahkan bantuan sarana lainnya. Seperti, penyerahan 8 unit bantuan perahu atas hasil usulan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan penyerahan 2 unit bantuan alat pembuat kerupuk sebagai upaya pemberdayaan istri nelayan.
Bantuan tersebut diberikan kepada para nelayan sebagai upaya menangani dampak inflasi, yang diberikan secara simbolis oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Adventure Land Romokalisari, Jumat (9/12/2022). Hal ini merupakan pelaksanaan program penanganan dampak inflasi guna menindaklanjuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib Dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022.
Dimana pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 108 Tahun 2022. Yakni, tentang Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Bantuan Sosial Kepada Nelayan Kota Surabaya Dalam Rangka Mendukung Program Penanganan Dampak Inflasi, yang bertujuan untuk membantu nelayan di Kota Pahlawan dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari.
“Terkait penyaluran bantuan sosial, alat pembuatan kerupuk, dan penyerahan perahu hasil Musrenbang, Alhamdulillah matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh jajaran DPRD Kota Surabaya, khususnya Komisi B yang hadir dan mendukung Pemkot Surabaya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Melalui penyaluran bantuan sosial dan penyerahan perahu, serta mesin pembuat kerupuk ini, Wali Kota Eri cahyadi berharap bisa membantu menaikan pendapatan dan kesejahteraan para nelayan. Ia juga meminta kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya untuk melakukan pendataan terhadap penghasilan nelayan setiap bulannya. “Setelah mendapatkan bantuan, dia (nelayan) harus mendapatkan (penghasilan) berapa? Jangan sampai setelah dia mendapatkan bantuan, dia tidak bisa naik pendapatnya,” ujar dia.
Sebab, Pemkot Surabaya akan membantu membuka Toko Kelontong untuk dikoneksikan dengan situs belanja online E-Peken Surabaya di setiap kampung nelayan. Hal ini dilakukan untuk menambah penghasilan para istri nelayan.
“Ini juga untuk seluruh RW karena ada RW yang menjadi percontohan juga. Maka yang tidak mampu dikumpulkan, kita bukakan Toko Kelontong untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari- hari, sehingga ada hasil dari Toko Kelontong ini akan dibagikan kepada anggota. Para nelayan lainnya bisa membeli beras, minyak, dan bahan pokok lainnya di Toko Kelontong,” terang dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan bantuan sosial berupa uang tunai sebesar Rp 600 ribu yang diberikan kepada seluruh nelayan, yakni 1.158 orang. Sebelumnya, total kuota nelayan adalah 1.190 yang kemudian dilakukan verifikasi di lapangan menjadi 1.158 nelayan. “Yang tidak lolos verifikasi dikarenakan ada yang meninggal dunia dan beralih profesi,” kata Antiek.
Pelaksanaan penyaluran bantuan sosial ini digelar mulai 9-13 Desember 2022 mendatang. Selanjutnya, untuk 8 unit bantuan perahu atas hasil usulan Musrenbang yang diberikan kepada 8 Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang berada di Kecamatan Benowo dan Asemrowo. Serta, 2 unit bantuan alat pembuat kerupuk yang diberikan kepada 2 KUB di Kecamatan Mulyorejo, sebagai upaya untuk pemberdayaan istri nelayan.
“Contoh pemberdayaan nelayan di kecamatan yang lain bentuknya bermacam-macam, seperti di Kecamatan Bulak diberikan bantuan perahu wisata. Tidak diberikan dalam bentuk uang tunai tetapi diberikan bantuan melalui alat-alat yang dibutuhkan nelayan,” ujar dia
Ia menjelaskan bahwa tujuan pemberdayaan nelayan adalah untuk meningkatkan pendapatan, selain memberikan bantuan pihaknya turut melakukan pendampingan dan melakukan pemantauan. “Apakah dengan bantuan ini ada nilai tambahnya dan ada berapa banyak penambahannya, itu yang harus kami cek,” jelas dia.
Ditemui di lokasi yang sama, anggota KUB Mandiri Kelurahan Genting Kalianak Kecamatan Asemrowo, Mochamad Khoirul menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi dan DKPP Kota Surabaya atas kepedulian dalam penanganan dampak inflasi. Bahkan, ia mengaku bahwa Pemkot Surabaya melalui DKPP Surabaya terus memberikan pendampingan dalam berbagai bentuk pelatihan dan kebutuhan peralatan untuk nelayan.
“Terima kasih untuk bapak Walikota (Eri Cahyadi) Karena selama ini belum ada bantuan langsung tunai untuk nelayan dan ini sangat membantu. Sebab, pemkot lewat DKPP sangat peduli dalam membantu ekonomi kita, seperti pelatihan membuat probiotik, budidaya lele, dan perbaikan mesin perahu untuk mendukung supaya nelayan bisa maju,” pungkasnya. (NoviSH)